Ayah...









Untuk rangkaian kalimat hari ini 
(07 Maret 2017), 
aku sengaja mengenakan tinta warna merah jambu...




Teruntuk:
Sosok istimewa..

Bertempat:

Di sebelah kanan ku...






Ayah,
Dalam agamaku diajarkan, orang yang paling utama yang harus kumuliakan derajatnya hingga ku sebut dalam 3x iyalah Ibu, kemudian Kau yang ke-4.
Namun, tak sedikit pun mengurangi rasa hormatku kepada mu.
Kau, yang bertanggung jawab penuh atas aku. 
Mungkin  hingga aku sudah di pinang nanti atau higga aku wafat nanti Kau masih akan dipertanyakan pertanggung jawabannya tentang aku.
Maka, derajatmu bagiku tak kalah tinggi dengan Ibu.

Ayah,
Dalam agamaku di jelaskan, bahwa Syurgaku ada di telapak kaki Ibu. Syurga yang indah tiada tara, dan segala macam keinginanku didalamnya akan terkabul.
Namun bukan berarti di bawah kakimu tak ada Syurga, justru kesenanganku, segala macam keinginanku, segala hal yang kubutuhkan di dunia ini,  ku dapat dari pijakan kakimu yang selalu bekerja keras untuk mewujudkan semua rengekanku. Selalu berusaha agar aku bahagia menjadi anak mu.
Maka, kakimu pun telah memberikan Syurga yang ku dambakan, Ayah..

Ayah,
Banyak yang mengabadikan moment tentang Ibu, bahkan ada hari dimana setiap tahunnya Ibu menjadi sorotan mata public.
Namun bukan berarti Kau tak diabadikan, bukan berarti Kau tak menjadi sorotan public. 
Bagiku, 
Kau selalu abadi dalam lubuk hati ku yang sunyi nan dalam. Tak perlu banyak mata menyorotmu. Karena, aku yang hadir saat ini, kesuksesan yang akan ku gapai nantinya berkat didikan darimu.
Kau yang membentuk anak mu ini jadi anak perempuan yang tangguh, Ayah..

Ayah,
Rasanya, dihari kemarin Kau baru saja mengangkat derajat ku di hadapan keluargamu. Kau sungguh luar biasa ayah.
Kau tahu apa yang sedang aku pikirkan, apa yang tengah ada dalam benakku, kebingunang macam apa yang sedang ku alami. Aku sempat terkejut saat Kau menyelamatkanku hari kemarin. Kau menyelamatkan harga diriku.

Ayah,
Aku berhutang padamu. 
Aku berhutang banyak padamu,

Ayah,
Jika harus ku tukar dengan nyawa ku pun aku siap, hanya untuk melindungi mu.
Kini, izinkan aku yang melindungi mu Ayah.
Biarkan aku yang menjadi perisai mu, saat musuh datang menyerang dari berbagai belahan bumi ini.
Biarkan aku menjadi selimut tebal mu, saat musim dingin menyelinap tulang rusuk mu tanpa permisi.
Biarkan aku menjadi topi mu, saat terik matahari hanya membuat kepalamu pening hingga banyak burung berputar - putar diatas kepalamu.
Biarkan aku menjadi sepatu mu, yang Kau pakai untuk menuju kemana pun melewati jalanan berbatu tajam hingga tanah lumpur.
Biarkan aku menjadi kacamata mu, saat penglihatan mu mulai mengabur dan Kau butuh alat bantu.
Biarkan aku menjadi sapu tangamu, saat peluh itu terus menetes untuk menghidupkan ku.
Biarkan aku menjadi rumah mu, saat Kau butuh tempat berlindung dan beristirahat dengan nyamannya.

Ayah, 
Ternyata Kau jauh lebih istimewa dari pada yang mereka ceritakan.
Keberadaan mu tak kalah mulia seperti Ibu.
Tanpa mu pun, aku mungkin tak dapat mencium kebahagiaan hingga sejauh ini.


Terimakasih Ayah,

Kau sungguh Cinta Pertamaku...


Salam,


Anak Perempuan Mu..

Komentar

Postingan Populer